Tentang penduduk suku Mentawai

Kepulauan Mentawai masih dilingkupi oleh hutan rimba tropis yang sangat lebat. Dahulu desa-desanya disebut Langgai, tetapi sekarang lazim disebut kampung. Nama-nama desanya diambil dari nama-nama sungai yang melintasi desa tersebut. Dahulu tiap-tiap kampung terdiri dari 3 sampai 5 wilayah yang disebut perumaan yang berpusat pada satu rumah panggung besar yang disebut uma. Di sekitar uma terdapat rumah-rumah kecil yang juga dibangun di atas tiang-tiang. Rumah-rumah kecil yang dihuni oleh orang-orang yang sudah kawin resmi disebut lalep, yang dihuni oleh orang-orang yang belum kawin resmi disebut rumah rusuk.

Keluarga-keluarga dalam lalep adalah anggota dari uma. Fungsi uma yang pokok adalah untuk balai pertemuan dan upacara-upacara bersama serta pesta-pesta suci bagi seluruh anggotanya yang semuanya ada hubungan kerabat.

Di samping itu, uma juga berfungsi untuk menyimpan benda-benda suci yang dianggap keramat (fetish), sering kali juga digunakan untuk tempat bermalam bagi para anggota/tamu karena ada hubungannya dengan upacara dalam uma. Untuk mendirikan sebuah uma diperlukan wakru bertahun-tahun dengan melalui masa-masa punen. Punen adalah suatu periode istirahat, dimana orang-orang dilarang melakukan pekerjaan-pekerjaan rutinnya. Periode ini adalah periode suci (pantang bekerja).



Dalam rumah lalep juga ada periode suci yang disebut lia. Sebuah uma dikepalai oleh rimata, dan lalep dikepalai ukui. Hampir setiap berganti kegiatan memerlukan punen atau lia, sehingga setahun lamanya punen dan lia itu mencapai 10 bulan.

Tugas pokok rimata adalah memimpin punen, dan ukul memimpin lia. Disamping melangsungkan berbagai aturan punen, rimata bertugas memimpin upacara-upacara suci dalam uma. upacara membuka kebun kelaci, berburu dan upacara-upacara lainnya.

Mata pencaharian pokok panduduk Mentawai adalah berkebun keladi di ladang-ladang dengan sistem pengolahan lahan yang masih sederhana (peladangan), tanpa dibajak atau dicangkul dan belum menggunakan irigasi. Tanaman utama adalah keladi dan ubi jalar, yang lainnya misalnya : padi, pisang, pepaya, sayuran, bumbu-bumbuan dan ramu-ramuan.

Padi baru dikenal sekitar 45-50 yang lalu, bahkan di Siberut masih orang belum mau menanam padi hingga sekarang. Disamping berkebun, mereka juga berburu di hutan-hutan secara kelompok dan menangkap ikan, baik di sungai, di rawa-rawa maupun di laut. Peralatannya juga masih sangat sederhana.

0 Response to "Tentang penduduk suku Mentawai"

Posting Komentar