Pada sensus tahun 1930 jumlah orang Batak di Sumatera Utara diperkirakan 700.000 - 10.000 orang (tidak termasuk yang merantau). Kemudian pada tahun 1968 penduduk beberapa kabupaten di Sumut yang dominan terdiri dari orang Batak telah menjadi kurang lebih 2.806.999 orang.
Sebagian besar orang Batak masih tinggal di pedesaan. Dikalangan orang Batak ada beberapa pengertian yang bermaksud untuk menyatakan kesatuan teritorial di pedesaan, yaitu : huta, kuta, lumban, sosor, bius, perhatian, urung dan pertumpukan. Lebih jelasnya, sebagai berikut :
1. Huta (bahasa Toba), yaitu kesatuan teritorial yang dihuni oleh keluarga yang berasal dari satu klen (pada orang Karo, kesatuan ini disebut kesain).
2. Kuta (bahasa Karo), pengertiannya seperti Huta, hanya lebih besar dan dihuni oleh beberapa klen yang berbeda-beda. Setiap Huta atau Kuta dahulu dikelilingi rumpun bambu yang rapat sebagai pagar pengaman. Di dalamnya ada beberapa deret rumah dengan halaman luas untuk pesta-pesta dan upacara adat, lumbung padi, dan tempat bermusyawarah.
3. Lumban, yaitu suatu lokasi yang dihuni oleh keluarga yang merupakan warga dari suatu bagian klen.
4. Sosor, yaitu suatu perkampungan baru yang biasanya kecil dan yang didirikan karena huta induk sudah terlampau penuh. Sosor ini hampir sama dengan barung-barung pada orang Karo, akhirnya dapat menjadi huta.
5. Blus, perhatian, urung dan pertumpukan, masing-masing dipakai antara orang Batak Toba, Angkola, Karo, Simalungun dan Pakpak. Artinya sama, yaitu suatu wilayah dari sejumlah huta atau kuta yang tergabung menjadi satu.
Suatu Huta yang baru hanya dapat diresmikan jika sudah ada ijin dari huta yang lama (huta induk) dan telah menjalankan suatu upacara tertentu yang bersifat membayar hutang kepada huta induk. Rumah Batak disebut ruma atau jabu (bahasa Toba). Bagian-bagiuan dari rumah itu di kalangan Batak Karo disebut jabu.
Rumah Batak biasanya didirikan di tiang-tiang kayu, berdinding miring, beratap ijuk. Letaknya berada pada kira-kira 10-20 meter dari Timur ke Barat. Pintunya berada pada sisi barat dan timur. Pada bagian puncaknya yang menjulang ke atas di sebelah barat dan timur dipasang tanduk kerbau atau arca muka manusia dan puncak melengkung membentuk setengah lingkaran. Denahnya sebagai berikut :
Denah rumah Batak |
Keterangan :
1. Bena kayu (jabu raja) untuk merga taneh.
2. Lepar benakkayu (jabu sungkun berita) untuk anak-anak dari nomer 1.
3. Sidapurken benakkayu (jabu peninggel-ninggel) untuk anak-beru-menteri dari nomer 1 (anak-beru dari anak beru).
4. Sidapurken lepar benakayu (jabu singkapur belo) untuk anak dari nomer 5.
5. Ujungkayu untuk anak-beru dari nomer 1.
6. Lepar ujungkayu (jabu simangan-minem) untuk kalimbubu dari nomer 1.
7. Sidapurken ujungkayu (jabu arinteneng) untuk anak dari nomer 6.
8. Sidapurken lepar ujungkayu (jabu biacara guru) untuk guru.
I. Lebah = pintu
II. Ture = terras
III. Redan = tangga
IV. Dapur dan dalikan = tangku
Selengkapnya bagaimana wujud rumah Batak silahkan cari di Google.
0 Response to "Penduduk dan pola desa Suku Batak"
Posting Komentar